Cahaya Kecil untuk Alvin

Di sebuah desa kecil, tinggallah seorang anak bernama Alvin. Ia duduk di bangku kelas 6, namun berbeda dengan teman-temannya, Alvin belum bisa membaca dan berhitung. Setiap kali guru menuliskan soal di papan tulis, Alvin hanya menatap kosong, jemarinya menggenggam pensil dengan ragu.

Alvin adalah anak yatim. Ayahnya sudah lama tiada, dan ibunya bekerja keras sebagai buruh cuci demi menghidupi keluarga. Karena keterbatasan ekonomi, Alvin jarang mendapat kesempatan belajar tambahan. Namun, di balik kesulitan itu, ia menyimpan sebuah hati yang penuh semangat. Alvin tidak pernah absen sekolah. Ia datang dengan wajah berseri, meski buku tulisnya penuh coretan tak beraturan.

Di kelas, ada seorang guru bernama Bu Molly. Ia sosok yang sabar, penuh kasih, dan selalu peka terhadap kebutuhan murid-muridnya. Ketika melihat Alvin berjuang menyalin huruf meski terbalik-balik, hati Bu Molly terenyuh. Ia tahu, di balik keterbatasan Alvin, ada semangat yang tak boleh padam.

“Alvin, ayo coba lagi, Nak. Tidak apa-apa salah, yang penting berani mencoba,” kata Bu Molly sambil tersenyum hangat.

Setiap pulang sekolah, ketika murid lain bergegas pulang, Alvin sering diminta Bu Molly untuk tetap tinggal. Bukan untuk dihukum, melainkan untuk belajar lebih pelan-pelan. Kadang Bu Molly menggambar huruf di pasir halaman sekolah, lalu Alvin menirukan. Kadang mereka menghitung biji-bijian kacang hijau bersama-sama.

Awalnya, Alvin sering merasa ingin menyerah. Namun perhatian dan doa Bu Molly membuatnya kuat. Suatu hari, saat pelajaran Bahasa Indonesia, Alvin diminta membaca satu kata di papan tulis. Semua teman menunggu dengan hening. Alvin mengeja dengan terbata, “i-b-u… Ibu.”

Ruangan kelas pun bergemuruh oleh tepuk tangan. Alvin tersenyum malu, tapi di matanya tampak cahaya baru—cahaya percaya diri. Bu Molly pun menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Hari itu menjadi titik awal. Alvin masih jauh dari kata lancar, tapi langkah kecilnya sudah menjadi kemenangan besar. Ia belajar bahwa meski jalannya tidak mudah, dengan kesabaran, kerja keras, dan doa, ia bisa terus maju.

Bu Molly selalu berpesan, “Alvin, sukses bukan hanya tentang pintar membaca atau berhitung. Sukses adalah ketika kamu tumbuh jadi anak yang baik, jujur, dan mau berusaha. Dan Ibu percaya, kamu bisa.” Alvin mengangguk. Dalam hatinya ia berjanji, meski sulit, ia akan terus berjalan. Karena ia tahu, ada orang-orang yang percaya padanya, dan ada masa depan yang menunggunya untuk diraih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *